Tuesday, June 4, 2013

Hari Keselamatan dan Kesehatan se-Dunia: Mempromosikan budaya keselamatan di usaha kecil menengah di Indonesia

1 comments Posted by Redaksi at 1:28 PM
JAKARTA (Siaran Pers Bersama): Mempekerjakan lebih dari 95 persen populasi kerja di dunia, usaha kecil menengah (UKM) menjadi sumber lapangan kerja utama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia, UKM telah menjadi pendukung bagi pembangunan yang berkelanjutan dan sarana penting dalam menyerap tenaga kerja. Diperkirakan lebih dari 60 persen angkatan kerja saat ini bekerja di UKM.

Namun, UKM masih menghadapi beragam tantangan. Salah satu diantaranya adalah bagaimana meningkatkan produktivitas, seraya meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta kondisi kerja. Pengembangan K3 di UKM Indonesia tidak hanya terkait dengan kesejahteraan masyarakat tapi juga kepentingan baru global terhadap pembangunan yang berkelanjutan di mana dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan terpadu menjadi satu.

Sebagai upaya untuk mempromosikan UKM yang lebih aman dan berbudaya kesehatan, Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization/ILO) bekerja sama dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan menyelenggarakan diskusi interaktif bertajuk “Pentingnya K3 dalam Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing UKM di Indonesia” pada Rabu, 25 April 2012, di Galeri Smesco, Jakarta. Diskusi ini akan dibuka oleh Mudji Handaya, Direktur Jenderal Pengawasan Ketenagakerjaan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Nina Tursinah, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Peter van Rooij, Direktur ILO di Indonesia.

Diskusi ini merupakan bagian dari serangkaian acara ekspo dan seminar K3 yang diselenggarakan oleh Dewan K3 Nasional pada 24 – 26 April 2012, sejalan dengan peringatan Hari K3 se-Dunia. Diskusi ini diselenggarakan ILO melalui Program Keberlanjutan melalui Usaha yang Kompetitif dan Bertanggungjawab (SCORE). Diluncurkan pada Juli 2010, program SCORE ILO didanai Sekretaris Negara untuk Bidang Ekonomi Swiss (SECO) dan Badan untuk Kerjasama Pembangunan Nowergia (NORAD).

“UKM memainkan peran penting di Indonesia dalam menciptakan lapangan kerja serta membantu perekonomian daerah dan nasional. Karenanya, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menjalin kerja sama dengan pekerja dan pengusaha guna memastikan tempat kerja yang lebih baik, aman dan produktif, terutama UKM, agar produktivitas dan kualitas yang lebih baik di tempat kerja dapat dipertahankan,” kata Mudji Handaya, Direktur Jenderal Pengawasan Ketenagakerjaan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Direktur ILO Peter van Rooij mengatakan bahwa UKM merupakan kunci untuk menciptakan dan mengembangkan pekerjaan yang layak bagi semua. “Melalui program SCORE, ILO mendukung pengembangan UKM melalui penyusunan modul-modul pelatihan yang mendorong kualitas dan produktivitas, memperbaiki kondisi kerja, memperkuat kerja sama dan komunikasi antara pengusaha dan pekerja serta meningkatkan K3. Dari kelima modul SCORE yang telah diadaptasi dengan kondisi UKM di Indonesia, modul 5 secara spesifik membahas mengenai K3 yang akan membantu UKM menjadi lebih berdaya saing di pasar global.”

“Kunci pembangunan ekonomi berkelanjutan yang secara efektif dapat menurunkan kemiskinan terletak pada UKM yang berhasil dan berdaya saing tinggi. Karenanya, Swiss dan Sekretariat Negara Swiss Bidang Perekonomian sangat mendukung inisiatif-inisiatif yang bertujuan meningkatkan daya saing dan produktivitas UKM. Kami percaya UKM dapat menjadi lebih kompetitif dan produktif di pasar nasional dan global sehingga dapat memperoleh manfaat dari meningkatnya mata rantai nilai global yang pada gilirannya dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kondisi hubungan industrial,” ujar Juerg Schneider, Kepala Kerjasama Pembangunan Ekonomi (SECO).

Diskusi interaktif akan menghadirkan Mudji Handaya, Direktur Jenderal Pengawasan Ketenagakerjaan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Pandu Pamardi, Manajer Yayasan Dharma Bakti Astra dan Ratri Sapta, Pemilik PT Lestari Dini Tunggul sebagai perwakilan UKM Indonesia. Diskusi ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berbagi pengalaman dan informasi terkait dengan pencegahan risiko. Diskusi pun mengkaji upaya-upaya yang dilakukan untuk menerapkan K3 secara efektif dan efisien sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan pelaksanaan budaya K3 di UKM untuk mengurangi kecelakaan kerja seraya meningkatkan produktivitas dan daya saing.

Diskusi ini akan diselenggarakan bekerja sama dengan SmartFM Network, sebuah stasiun radio terkemuka, dan akan disiarkan langsung di 10 kota: Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, Palembang, Makassar, Manado, Balikpapan, Banjarmasin dan Pekan Baru.

ILO memperingati Hari K3 se-Dunia setiap tanggal 28 April untuk mempromosikan pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja secara global. Hari Dunia ini merupakan kampanye peningkatan kesadaran yang terfokus pada perhatian internasional terkait tren-tren yang muncul di bidang K3 dan besaran cedera, penyakit dan kecelakataan kerja di seluruh dunia. Secara global, menurut ILO data, diperkirakan 337 juta kecelakaan kerja dan 2,3 juta kematian akibat kerja terjadi setiap tahunnya.

Sumber: ILO
Baca »
 

Translate